Thursday, March 24, 2011

TEMAN YANG SEDERHANA, YANG PRODUKTIF (2)


Artikel ini adalah kelanjutan dari artikel sebelumnya tentang karakter psotif teman saya yaitu pergaulan yang luas. Di artikel pertama saya membahas karakter positif teman saya: pergaulan yang luas. Di artikel ini akan saya bahas karakter kedua yang menjadi andalan teman saya dalam bekerja produktif. Kreatif.

Tidak ada pencapaian tujuan yang tidak disertai masalah. Saya kira masalah-masalah itu memang perlu ada, karena di dunia ini kita hendak ditempa oleh Sang Pencipta melalui serangkaian aktivitas kehidupan yang dipenuhi dengan masalah. Tapi, semua masalah ada solusinya, tinggal bagaimana kita memanfaatkan semua potensi yang ada, salah satunya adalah otak kita ini.

Teman saya ini sangat kreatif dalam mencari jalan untuk mencapai apa yang ia inginkan. Saya cukup sering melihatnya mengalami halangan dalam melaksanakan pekerjaanya. Tetapi dengan secepat itu pula ia akan memutar otak, entah itu dengan cara menelepon temannya untuk sekedar bertanya, atau ”berbelok arah” sedikit sambil melihat situasi berikutmya.  Intinya sebagian besar pekerjaan yang ia kelola, akan selesai tepat waktu. Ia tidak pernah mengikuti pelatihan otak kanan, tidak pernah menjadi peserta training kepimimpinan, dan satu lagi yang saya kagum adalah teman saya ini hanyalah jebolan sebuah STM swasta non favorit. Luar biasa !!

Memang ia orang yang bertipe humoris. Ia tidak nyaman dengan suasana kerja yang datar, monoton, dan formal. Jika ia ditugaskan untuk menghitung anggaran secara rinci, saya yakin ia pasti akan meminta temannya atau orang lain yang lebih pintar untuk mengerjakannya, walaupun ia harus membelikan ”pelicin” berupa gorengan atau rokok. Hahaha...ada-ada saja tingkahnya.

Saat ini belum terlalu banyak pendidikan formal yang mengajarkan tentang memanfaatkan otak kanan, otak kreatif kita. Kita dibesarkan dalam pendidikan yang terlalu dominan pada pemanfaatan otak kiri. Sehingga kita akan segera mundur begitu melihat resiko yang menghadang di depan mata. Namun, janganlah berkecil hati, karena seperti otak kiri, otak kanan juga bisa dilatih. Saya sarankan anda untuk membaca buku-buku yang membahas topik kreatifitas atau problem solving. Di buku semacam itu, banyak dibahas teknik-teknik untuk melatih otak kanan.

Saya menyadari bahwa jenjang pendidikan yang tinggi tidaklah menjadi jaminan kesuksesan. Kesuksesan membutuhkan ”action” : usaha...coba...gagal...pakai cara lain...gagal lagi...pakai cara lain...terus seperti itu, sampai apa yang kita sebut sebagai ”sukses” nampak di depan mata.

Apa ide kreatif anda untuk hari ini ? 

Monday, March 21, 2011

TEMAN YANG SEDERHANA, YANG PRODUKTIF (1)


Kita semua diberi modal waktu yang sama. Hanya 24 jam. Ya, hanya itu. Tidak lebih, tidak kurang. Saya merasakan dalam 1 bulan ini produktivitas saya dalam bekerja sedang berada dalam garis mendatar alias cuma segitu-gitu aja. Saya merasakan mudah sekali lelah, padahal  jam baru menunjukkan jam 11 siang. Mungkin ini karena saya tidak berolahraga dalam beberapa bulan ini. Berat badan saya naik, tidur kurang nyenyak. Target-target saya di bulan ini molor.

Saya cukup terperangah melihat produktivitas teman kerja saya satu kantor. Sebut saja namanya Ari. Seorang lulusan STM swasta non favorit. Dia bisa mendapatkan banyak proyek pribadi di samping tugas sehari-harinya di kantor sebagai marketing freelance salah satu produk kantor. Luar biasa energinya.  Sangat gesit. Saya coba telusuri bagaimana ia bisa mendapatkan proyek sambilan  sedemikian seringnya. Bagi saya mengerjakan 1 proyek sambilan dalam 2 bulan saja, sudah sukur alhamdulilah. Hasilnya sangat cukup untuk membeli 1 buah sepeda motor secara tunai. Apalagi di saat ekonomi cukup susah seperti sekarang.

Untuk kali ini akan saya bahas 1 karakternya yang positif. Yang sederhana, tapi sangat produktif. Yaitu : Pergaulan yang luas.

Hal yang paling mendasar adalah teman saya ini sangat cepat akrab dengan orang yang baru dia kenal. Pada saat bertemu dengan orang baru di toko material, atau pada saat ada pertemuan asosiasi pengusaha jasa konstruksi, ia bisa dengan mudahnya menjalin kerjasama atau menghasilkan sebuah ”deal” proyek kecil atau menengah sebagai proyek sambilannya.

Yang ia lakukan sebagai pembuka percakapan sebenarnya hanya itu-itu saja. Seperti ”Wah proyeknya banyak ya pak ?”, atau ”Bagi-bagi proyek donk pak, saya ngerjakan plafondnya juga mau”.  Tentunya ini ia ucapkan dengan nada humor dan bahasa tubuh yang merendah. Tujuan pertamanya adalah mengajak bercanda orang yang baru ia temui. Setelah orang itu merespon sapaannya dengan humor pula, barulah ia mulai ngobrol-ngobrol ringan ( tapi masih seputar proyek ). Lama-kelamaan, ia pun mendapatkan nomor handphone teman barunya itu. Setelah itu koneksi pun dimulai.

Memang di lingkungan tempat tinggalnya, ia sangat akrab dengan tetangganya. Aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan. Mungkin ini sudah menjadi karakternya sehari-hari. Bahkan teman-taman di tempat kerjanya yang dulu masih ia kontak, walau hanya sekedar menanyakan kabar.

Karakter ”pintar menjalin hubung baik” dengan orang-orang lain, ternyata juga disebut-sebut dalam buku-buku peningkatan produktivitas yang sering saya baca. Namun biasanya bahasa yang digunakan dalam buku-buku itu terlalu akademis, sehingga kurang ”ngeh” di pikiran pembaca. Seperti public relation, public speaking, body language, dll. Mungkin saja teman saya ini tidak pernah membaca buku-buku seperti itu. Tapi apa yang telah dia lakukan selama ini, sudah cukup bagi saya untuk membuktikan bahwa dia telah menerapkan isi buku itu dengan sangat baik. Dia tidak terlalu dipusingkan dengan berbagai teori dan bahasa manajemen yang kadang kurang ”membumi” di tingkat bawah. Tapi hasilnya sungguh menjanjikan. Tanamlah ide, tuailah kebiasaan. Tanamlah kebiasaan, tuailah karakter. Tanamlah karakter, tuailah nasib.

Masih ada karakter positif selanjutnya, yang menjadi andalan teman saya. Silakan simak di artikel lanjutannya.

Bagaimana kabar anda hari ini ?  Apa yang sudah anda lakukan hari ini untuk meningkatkan produktifitas anda dan sekeliling anda ?

Friday, March 18, 2011

KERJAKAN SAJA SEKARANG !!


Hai…ketemu lagi dengan saya. Bebarapa hari ini  cuaca jogja sangat panas. Butuh stamina yang cukup ekstra buat menjalani hari-hari penuh tugas. Maklum, kalau cuaca seperti gini,biasaya setelah makan siang, bawaanya kepingin tidur melulu. Bagaimana kabar anda ? semain produktif ?pasti donk, ga mungkin ga produktif..apalgi anda masih sempat surfing blog seperti morfosa.blogspot.com. hitunghitung buat re-charge semangat. Hap!!!


Ok...saya ada pengalaman bagus buat di share disini. Tetap focus di topic produktivitas kerja. Sebagai arsitek disebuah perusahaan konraktor swasta, bulan januari s/d maret umumnya adalah masa sepi proyek. Setelah bulan desember banting tulang mengejar deadline proyek-proyek pemerintah, sekaranglah saatnya bergelut dengan proyek-proyek swasta. Tidak mengenal istirahat. Sudah pasti sangat melelahkan. Masalah inilah yang akan saya bahas. “Bagaimana caranya mengerjakan lebih banyak pekerjaan”.

Solusi saya sangatlah simpel, tapi terbukti menghasilkan. Prinsip pertama yang saya pakai adalh : lakukan saja sekarang. Ya, memang hal yang paling sulit di setiap pekerjaan adalah mengambil langkah pertama. Biasanya kita terlalu lama membuat perencanaan, terlalu banyak persiapan ini dan itu, kebanykan cari datalalu diolah. Itu semua memang perlu, tapi itu bisa dilakukan sambil jalan. Mengapa ? karena, jika kita telah mengambil langkah pertama, percayalah pikiran dan ide kita akan segera mengalir. Tapi, kalau kita terlalu lama berkutat dalam persiapan, otak kita lama-lama bisa buntu, dan biasanya hasilnya...kita sudah terlanjurlelah sebelum bertindak.

Kedua, tetapkan target pekerjaan anda secara konkret. Karena dengan demikian, anda dapat menilai apakh tugas anda telah selesai atau belum. Kalau anda tidak tidak menetapkan target, bisa-bisa anda tidak akan pernah merasakan kepuasan batin dari jerih payah anda. Bagi saya, menggambar rangka atap sebuah rumah lengkap dengan gambar detilnya,sudah merupakan target yang kongkret.
Yang ketiga, tetapkan saja deadline untuk setiap pekerjaan. Bagi saya, menggambar rangka atap sebuah rumah, saya patok 2 jam harus sudah selesai. Deadline menjadi penting disini, karena begitu kita sudah menetapkan deadline nya, kita akan merasa gemes (bergairah) untuk menyelesaikannya segera. Ini menjadi sebuah energi tambahan bagi kita dalam bekerja.

Yang keempat, kalau deadline sudah habis dan pekerjaan belum selesai, segeralah tinggalkan pekerjaa itu selama 5 menit dan kerjakan aktivitas santai lainnya, seperti membuat secangkir teh hangat, atau bercanda dengan teman satu divisi. Yang penting, saat anda kembali mengutak-atik pekerjaan tadi, pikira da hati anda sudah segar.
Cobalah, saya yakin hasilnya akan segera anda nikmati. Anda bisa merasakan kerja menjadi lebih asik, lebih cepat, dan pastinya waktu anda bersama keluarga menjadi lebih banyak.
Mungkin anda ingin menambahkan ide saya di atas...silakan comment  di sini...

Thursday, March 17, 2011

KARTU SAKU 4 x 6 cm

Bad Mood n Blank di pagi hari. ?! ouw, mungkin tidak cuma saya yang terjangkiti “penyakit” yang satu ini. Terlebih di saat-saat peak time proyek konstruksi. Bahkan saat tidur pun, beban tugas-tugas berat itu seperti terus membuntuti, menuntut penyelesaian. Haha…tapi begitulah dunia kerja. Ga asik kalau ga ada pusingnya.

Ada saat dimana saya merasa bingung “apa yang akan saya kerjakan dulu hari ini ?”, “bagaiamana strateginya supaya semua pekerjaan ini selesai tepat waktu dan sesuai order ?”. Saya pernah mengabaikan pertanyaan ini, dan langsung mengerjakan pekerjaan yang ada di depan mata. Tapi hasilnya, otak saya terasa kusut. Memang, pekerjaan yang saya urus hari itu bias selesai sesuai order. Tapi ternyata, otak saya terasa berat dan kusut, sehingga membuat tidur malam saya dibayang-bayangi pertanyaan “setelah ini, tugas mana yang mau kau kerjakan besok ?”, “apa kamu yakin pengaturan tugasmu ini sudah benar, jangan-jangan…?”. Huh…bangun-bangun, yang saya rasakan adalah CAPEk !! Ya, capek secara mental alias cape ati alias bad mood. Selanjutnya, besok paginya saya mengerjakan tugas dengan perasaan negative ini, tentu saja bekerja jadi sangat lamban.

Kejadian ini berlangsung sampai beberapa bulan, sampai akhirnya saya merasakan eneg, dan mengambil keputusan untuk ambil jalan keluar. Di hari minggu yang santai, saya iseng membaca buku-buku manajemen waktu.  Lalu saya dapatkan sebuah ide di situ. Idenya sederhana : BUATLAH BUKU RENCANA KERJA ukuran 4 cm x 6 cm, yang mudah untuk dimasukkan ke saku baju. What ? Cuma gitu solusinya. Ya ga donk. Begini, buku ini fungsinya sebenranya sama dengan buku agenda yang berukuran standar. Hanya saja terdiri dari 7 lembar, yang berisi rencana kegiatan selama 7 hari ke depan. Pertama, saya harus menentukan target bulan ini. Setelah target bulan ini saya tetapkan, saya diminta untuk menulis target tiap minggunya. Lalu target tiap minggu itu dijabarkan lagi ke dalam kegiatan harian. Dan perlu dicatat, semuanya itu tidak bole hanya diingat-ingat, melainkan harus saya tulis di kertas kecil berukuran 4 x 6 cm tadi. Dan singkat cerita, selesailah saya mengikuti saran di buku itu.

Besok pagi, di hari senin, saya lakukan apa yang saya tulis di buku saku saya tadi untuk hari ini. Memang benar, tidak mudah untuk untuk menyelesaikan semua daftar tugas di hari senin ini. Tapi saya coba terus. Dan dari 3 tugas, saya selesaikan 2 tugas. Sisanya saya masukkan ke daftar tugas untuk hari selasa. Begitulah seterusnya, sampai hari sabtu sore. Ternyata di sabtu sore, saya hanya menyisakan 1 tugas yang belum terselesaikan,  Tapi memang benar, semua teknik memiliki efeknya sendiri-sendiri. Saya merasakan kepuasan batin melihat jerih payah saya di 6 hari ini. Pikiran saya sudah tidak lagi kusut, dan saya bias tidur dengan jauh lebih tenang karena saya yakin pengaturan rencana kerja saya sudah cukup baik. Dan apa saja yang saya rencanakan untuk bulan ini sudah saya pertimbangkan, saya atur, dan tulis dengan baik. Sehingga pikiran bisa saya gunakan untuk berpikir kreatif mengenai hal lainnya. Hey, ternyata lebih baik otak kita digunakan untuk berpikir, bukan mengingat (menghafal) !!
Mungkin anda punya problem mirip seperti cerita saya tadi ? Tapi solusi anda berbeda ? Ayo donk share dengan teman-teman kita. Silakan comment di bawah ini ya...