Monday, March 21, 2011

TEMAN YANG SEDERHANA, YANG PRODUKTIF (1)


Kita semua diberi modal waktu yang sama. Hanya 24 jam. Ya, hanya itu. Tidak lebih, tidak kurang. Saya merasakan dalam 1 bulan ini produktivitas saya dalam bekerja sedang berada dalam garis mendatar alias cuma segitu-gitu aja. Saya merasakan mudah sekali lelah, padahal  jam baru menunjukkan jam 11 siang. Mungkin ini karena saya tidak berolahraga dalam beberapa bulan ini. Berat badan saya naik, tidur kurang nyenyak. Target-target saya di bulan ini molor.

Saya cukup terperangah melihat produktivitas teman kerja saya satu kantor. Sebut saja namanya Ari. Seorang lulusan STM swasta non favorit. Dia bisa mendapatkan banyak proyek pribadi di samping tugas sehari-harinya di kantor sebagai marketing freelance salah satu produk kantor. Luar biasa energinya.  Sangat gesit. Saya coba telusuri bagaimana ia bisa mendapatkan proyek sambilan  sedemikian seringnya. Bagi saya mengerjakan 1 proyek sambilan dalam 2 bulan saja, sudah sukur alhamdulilah. Hasilnya sangat cukup untuk membeli 1 buah sepeda motor secara tunai. Apalagi di saat ekonomi cukup susah seperti sekarang.

Untuk kali ini akan saya bahas 1 karakternya yang positif. Yang sederhana, tapi sangat produktif. Yaitu : Pergaulan yang luas.

Hal yang paling mendasar adalah teman saya ini sangat cepat akrab dengan orang yang baru dia kenal. Pada saat bertemu dengan orang baru di toko material, atau pada saat ada pertemuan asosiasi pengusaha jasa konstruksi, ia bisa dengan mudahnya menjalin kerjasama atau menghasilkan sebuah ”deal” proyek kecil atau menengah sebagai proyek sambilannya.

Yang ia lakukan sebagai pembuka percakapan sebenarnya hanya itu-itu saja. Seperti ”Wah proyeknya banyak ya pak ?”, atau ”Bagi-bagi proyek donk pak, saya ngerjakan plafondnya juga mau”.  Tentunya ini ia ucapkan dengan nada humor dan bahasa tubuh yang merendah. Tujuan pertamanya adalah mengajak bercanda orang yang baru ia temui. Setelah orang itu merespon sapaannya dengan humor pula, barulah ia mulai ngobrol-ngobrol ringan ( tapi masih seputar proyek ). Lama-kelamaan, ia pun mendapatkan nomor handphone teman barunya itu. Setelah itu koneksi pun dimulai.

Memang di lingkungan tempat tinggalnya, ia sangat akrab dengan tetangganya. Aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan. Mungkin ini sudah menjadi karakternya sehari-hari. Bahkan teman-taman di tempat kerjanya yang dulu masih ia kontak, walau hanya sekedar menanyakan kabar.

Karakter ”pintar menjalin hubung baik” dengan orang-orang lain, ternyata juga disebut-sebut dalam buku-buku peningkatan produktivitas yang sering saya baca. Namun biasanya bahasa yang digunakan dalam buku-buku itu terlalu akademis, sehingga kurang ”ngeh” di pikiran pembaca. Seperti public relation, public speaking, body language, dll. Mungkin saja teman saya ini tidak pernah membaca buku-buku seperti itu. Tapi apa yang telah dia lakukan selama ini, sudah cukup bagi saya untuk membuktikan bahwa dia telah menerapkan isi buku itu dengan sangat baik. Dia tidak terlalu dipusingkan dengan berbagai teori dan bahasa manajemen yang kadang kurang ”membumi” di tingkat bawah. Tapi hasilnya sungguh menjanjikan. Tanamlah ide, tuailah kebiasaan. Tanamlah kebiasaan, tuailah karakter. Tanamlah karakter, tuailah nasib.

Masih ada karakter positif selanjutnya, yang menjadi andalan teman saya. Silakan simak di artikel lanjutannya.

Bagaimana kabar anda hari ini ?  Apa yang sudah anda lakukan hari ini untuk meningkatkan produktifitas anda dan sekeliling anda ?

No comments:

Post a Comment